Kemasan Cerdas dengan Sensor Kebusukan Fillet Ikan
Mahasiswa bernama lengkap Yogi Waldingga Hasnedi berhasil membuat
kemasan cerdas pendeteksi kebusukan fillet ikan. Ia memulai
penelitiannya karena melihat bahwa penilaian kesegaran ikan yang
dilakukan masyarakat sampai saat ini masih menggunakan indra dengan
faktor yang diamati berupa penampakan (diamati pada mata, kulit, dan
insang), tekstur, bau, dan warna. Sejalan dengan kemajuan teknik
kemasan, berbagai penilaian tingkat kesegaran ikan saat ini telah
mengarah pada produk kemasan yang terintegrasi antara nilai kemasan
tersebut dengan tingkat kesegaran ikan itu sendiri. Perkembangan kemasan
cerdas (smart packaging) dengan sensor yang dapat mendeteksi tingkat
kemunduran mutu ikan merupakan inspirasi dan inovasi baru dalam
memberikan arti kemudahan, kepraktisan, jaminan mutu serta keamanan
pangan hasil-hasil perikanan di masa depan.Oleh karena itu ia melakukan penelitian pembuatan kemasan cerdas dengan sensor pendeteksi kebusukan fillet ikan. Sensor tersebut berbahan dasar chitosan-asetat. Ia melakukan penelitian untuk melihat perubahan sifat optik dan respon dari sensor ketika mendeteksi kebusukan fillet ikan nila.
Hasilnya, analisis karakteristik sifat optik dan dinamika respon terhadap sensor smart packaging berbahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB memperlihatkan adanya kecenderungan yang nyata dalam mendeteksi tingkat kebusukan fillet ikan nila. Secara visual sensor smart packaging dengan bahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB dapat memberikan pola perubahan warna yaitu dari kuning menjadi kuning tua selanjutnya menjadi hijau dan terakhir hijau kebiruan selama proses kebusukan berlangsung. Tingkat hubungan (korelasi) antara nilai absorbans sensor smart packaging berbahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB dengan parameter uji tingkat kebusukan ikan menunjukkan korelasi yang positif, dimana memperlihatkan pola kecenderungan yang sama dalam mendeteksi tingkat kebusukan fillet ikan nila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar